
Di era yang serba moderen saat ini begitu
sangat memudahkan segala bidang kehidupan. Dimana, dari segi ekonomi,
pendidikan, agama, sosial dan budaya dapat sangat terbantu berkat pesatnya
perkembangan teknologi. Hal tidak lepas dari pengguna teknologi informasi itu
sendiri. Para pengguna teknologi yang mendukung suksesnya suatu teknologi itu
berkembang dan berada di tengah-tengah masayarakat. Dari penggunaan teknologi
dalam kehidupan sehari-hari tentu saja menimbulkan pro dan kontra. Yang mana
tidak semua orang dapat bijak dan beretika dalam penggunaannya. Setiap orang
akan cendrung menggunakan teknologi untuk membantu kehidupannya, misal
pekerjaan. Akan tetapi banyak orang yang tidak menyadari bahwa penggunaan
teknologi informasi butuh suatu etika agar tidak menguntungkan diri semata
tetapi juga orang lain. Sebab, manusia tetaplah makhluk sosial secanggih apapun
teknologi yang mereka miliki saat ini, tentu membutuhkan feedback atau timbal
balik sekalipun dari robot teknologi itu sendiri. Hal inilah yang mendorong
tulisan ini, membahas tentang bagaimana privasi dalam etika komunikasi. Dimana
seseorang dapat menjaga privasi baik di dunia maya atau nyata.
Menjaga privasi dalam dunia maya, dimana dunia maya adalah dunia baru yang diciptakan sebab adanya media baru yaitu internet. Orang-orang dapat berinteraksi tanpa harus berkomunikasi tatap muka. Mereka dapat bertukar pesan dari tempat yang jauh dapat waktu yang cepat. Orang-orang inilah yang disebut cyber community. Mereka membentuk dunia baru dengan daerah yang disebut kampong global atau global village. Setiap orang ini pasti memiliki kehidupan sosial yang nyata. Mereka akan cendrung berbagi informasi tentang kehidupan sosial mereka di dunia maya. Seperti yang diketahui bahwa mereka akan dengan leluasa menceritakan apapun itu sekalipun itu bersifat privasi. Contoh ketika seseorang banker sedang bekerja merekap berkas bank hingga larut malam, di tengah pekerjaan dia merasa bosan dan lelah. Kemudian dia berselancar di dunia maya dan membagikan cerita bahwa saat ini dia sedang bekerja hingga larut. Ketika banker tadi bermaksud untuk mendapat simpati dari rekan dunia mayanya, dia telah melanggar etika dalam menyimpan privasi. Bisa saja data yang tadi di unggah di dunia maya terlihat oleh competitor dari bank lain. Jadi hal inilah yang harus dipahami, bahwa menggunakan teknologi juga harus memiliki pemahaman tentang beretika, bagaimana harus berpesan dalam media dan bersikap ketika ada respon pengguna media maya lainnya.
Sama
halnya yang dengan dunia maya di atas, menjaga privasi dalam etika komunikasi
juga harus di terapkan di dunia nyata. Dimana, seseorang harus menjaga setiap
privasi diri ketika sedang tidak di tuntut untuk terbuka. Di dunia nyata kita
harus mengumpulkan banyak-banyak informasi melalui teknologi dan interaksi
sosial. Sebab, dalam beretika di dunia nyata tidak sama dengan kita mendapatkan
pemahaman dengan etika di dunia maya. Dimana dalam dunia nyata, kita langsung memperaktekkan
pemahaman etika yang kita pelajari. Sehingga langsung mendapat respon dari
orang dan lingkungan sekitar. Hal ini akan memicu kita untuk berpikir ketika
hendak akan membeberkan suatu privasi, maka akan pasti akan mendapatkan respon
secara langsung. Oleh sebab itu diperlukan adanya etika dalam berpikir, berbuat
dan berbicara. Agar apa yang hendak di utarakan dapat tersampaikan dengan baik
dan apa yang seharusnya tidak disampaikan dapat terjaga dengan baik juga.
Dari
penjelasan di atas diketahui bahwa beretika itu harus seimbang. Apalagi dalam
hal menjaga privasi. Kita tidak boleh melanggar atau menyepelekan etika
sekalipun di dunia maya yang dimana kita beranggapan orang-orang yang merespon
tidak secara langsung kita rasakan keberadaannya di sekitar kita. Akan tetapi
hal itu akan berdampak berkepanjangan seperti contoh kasus di atas. Begitu pula
halnya dengan dunia nyata, bahwa perlu adanya penerapan dari etika itu sendiri.
Sebab di dunia nyata adalah kita dapat langsung merasakan dampak nyata dari
tidak menjaga privasi yang kita miliki bahkan orang lain. Di harapkan kita
sebagai pengguna teknologi informasi kedepannya lebih dewasa lagi. Kita harus
memahami bagaimana beretika dan menerapkannya dalam perbuatan kita. Sebab,
semakin berkembang pesatnya era saat ini, semakin menipisnya pemahaman etika.
Mari kita kembali menyuburkan tentang pentingnya menjaga privasi melalui etika
komunikasi.
Komentar
Posting Komentar