Siang ini aku menangis histeris. Bukan karena lelaki atau di tinggal nikah. Bukan. Aku diam sejenak dalam isak tangis. Berpikir, baru saja kemarin pagi kita bertemu, tinggal serumah, dan mencium tanganmu. Tapi siang ini, rasanya sepi. Tidak ada lagi panggilan sayang di waktu pagi, makan siang di meja makan, dan menonton bersama di malam hari. Keadaan berubah 360 derajat. Dan aku hanya termenung.
Liburan adalah hal yang menyenangkan. Apalagi libur kuliah, sesuatu yang sangat menyenangkan. Aku bisa pulang kampung dan bertemu keluarga. Karena berhubung kampung halamanku di NTT dan sekarang kuliah di NTB, jadi aku hanya bisa pulang kampung saat libur panjang tiba. Dalam setahun aku bisa dua kali pulang kampung bertemu keluarga.
Saat tiba di Labuan Bajo (kampung halamanku yang keindahannya terdengar sampai ke luar negeri) ada pelukan hangat yang menyambut, seperti ungkapan rindu yang dalam. Hari demi hari berlalu dan aku sibuk dengan rutinitas rumah tangga, mulai dari mengepel, mencuci, memasak, menjaga jualan, dan menjahit (the best part of my activity) tapi tetap semua pekerjaan itu menyenangkan. Pekerjaan yang jauh dari kata "liburan". Liburan kok gini-gini amat ya? kenapa bukan senang-senang?. Tentu tidak pernah terbesit dalam benakku tentang pertanyaan itu. Entahlah, ada kepuasaan tersendiri dalam hati saat membantu mengerjakan pekerjaan rumah setelah sekian lama libur dari aktivitas itu, setelah sekian lama sibuk dengan berjam-jam duduk di bangku kuliah, di depan layar monitor, berbaring lama di ranjang, dan jalan-jalan mengendarai Pownko (Pownko itu nama motorku).
Di hari-hari liburanku tidak pernah membosankan. Setiap detik, menit, dan jam selalu ada yang harus di kerjakan (kecuali saat tidur di malam hari ya). Ya, mengerjakan hal yang di anggap orang-orang bukan pekerjaan atau pengalaman liburan yang elit, seru, ataupun menyenangkan. Masa iya melakukan pekerjaan rumah saat liburan itu menyenangkan? Bukannya liburan itu dengan jalan-jalan, foto sana sini, makan makanan yang lagi hits? Bukan. Bukan itu yang menyenangkan dari kepulanganku.
Hubungan yang harmonis. Seperti saat kita menyukai seseorang kita pasti akan ikut menyukai apa yang dia sukai atau sekedar simpati. Begitu juga denganku. Aku menyukai wanita dan pria itu. Apa yang sering mereka kerjakan, makan, dan minum. Aku selalu ingin terlibat di dalamnya. Mulai dari mereka bangun sampai tidur kembali, aku ingin selalu mengingat dengan baik momen itu. Momen yang tidak dapat setiap hari aku miliki. Meski tubuh ini lelah, aku selalu punya cara untuk kembali kuat sampai pada hari libur itu berakhir.
Dan akhirnya aku disini, kembali duduk di depan layar monitorku. Aku coba mengabadikan momen terbaik dari liburanku kali ini dengan tulisan. Kenapa menulis? sebab kemarin, aku tidak sempat mengabadikan momen itu dengan hp pintarku dan karena manusia itu pelupa, aku mengabadikannya dengan tulisanku.
Arti pulang. Banyak orang yang mengartikannya berbeda-beda. Dan arti pulang bagiku adalah bertemu mereka (Orang tua). Membantu pekerjaan rumah, memijat badan mereka yang lelah, mengikuti semua perintah mereka tanpa menggerutu seperti waktu kecil dulu, dan menikmati setiap obrolan serius maupun yang mengundang tawa hingga terlihat kerut di wajah mereka. Dan seketika aku sadar, betapa Allah memberi nikmat atas setiap kepulanganku.
Komentar
Posting Komentar